Setelah berabat abat lamanya, saya menemukan hartakarun berupa video pendakian merbabu 2015, Ketika masih bujang dulu.
Jadi begini ceritanya.
Perjalanan nekat kami berempat, Gimna gak nekat kita berempat Belum pernah ada yang mendaki sebelumnya, Dimulai hari senin 20 juli 2015 jam 1 siang kami mulai perjalanan dari terminal Bojonegoro dengan budged Rp.30.000 per orang maklum dikit mahal karena kami berangkat ke merbabu masih suasana lebaran sempet menemui kemacetan di perempatan jalan Padangan – Ngawi. Sampai Ngawi sekitar Jam 03 sore dan kami masih mencari bus arah semarang yang melewati boyolali.
Sampai Solo Jam 07:15, Rencananya kita Turun di terminal Boyolali di karenakan kejebak macet sebelum masuk kota solo. Dan kami akhirnya memutuskan istirahat dan sholat di terminal solo, setelah semua beres kami melanjutkan perjalanan ke terminal Boyolali dengan etimasi waktu sekitar 2 jam, sampai boyolali sekitar pukul 22:00 dan kami akhirnya memutuskan untuk bermalam di terminal boyolali. Ngemper deket mushola.
Sekitar jam 05:00 pagi perjalanan kita lanjutkan ke terminal selo, sebenernya bus gak sampai sana berhubung bayak pendaki yang turun selo jadi Alhamdulillah kita di antarkan sampai terminal selo tepatnya gerbang masuk pendakian merapi dan merbabu. Di sana saya banyak ketemu pendaki dari bandung ngawi dll.
Sebelum Melanjutkan perjalanan ke basecamp kita sarapan dulu di sekitar terminal. Walaupun makannya panas tapi masih gak terasa panas karena pagi itu dingin banget. Maklumlah kita lagi di lereng dua gunung merapi merbabu, bahkan Teh panas belum bisa menghangatkan tubuh yang lagi kedinginan. Butuh di depan perapian kali ya biar panas hehhee.
Perjalanan kita lanjutkan ke basecamp dengan menaiki pickup ya cuman ini kendaraan yang paling murah kalau kita ke basecamp karna di tanggung bareng bareng biayanya lebih murah dari pada naik ojek, Sesampainya di basecamp kita menurunkan barang barang yang ada di pickup, selanjutnya kita melakukan registrasi di basecamp pak parman di lanjutkan berdoa dan melakukan pendakian.
Tertulis gerbang pendakian selo, dan ini hari pertama saya mendaki, di lihat dari atribut yang di kenakan pun sudah kelihatan banget kalau kita ini pendaki pemula,
Sedikit cerita kenapa kami mendaki merbabu, awalnya kami rencana berangkat ber18 dan awalnya bukan merbabu tapi semeru sudah beberapa kali merapatkan untuk mendaki ternyata pada saat mendekati hari H, satu persatu dari kami tidak bisa mengikuti pendakian dan menyisakan 4 orang. Setelah di fikir fikir kalau kita maksa untuk mendaki semeru tidak mamungkinkan, apa lagi kami ini semua adalah pemula cukup berbahaya jika memaksakan. Karena kami berempat ini yang sudah menyiapkan segalanya akhirnya memutuskan untuk tetap mendaki tapi kami memutuskan untuk mendaki gunung merbabu yang di rasa cukup mudah untuk para pemula seperti kami ini. Ternyata setelah sampai pos satu dan melanjutkan di pos 2 dan 3 tanjakannya lumayan terjal.
Berjalan dari pos bayangan ke pos sabana 1 yang kami kira mudah ternyata luar biasa menguras energi tanjakan terus sepanjang jalan, beberapa dari dari kami harus mendampingi mbak anjel yang sudah mulai kecapek’an. Mbak anjel sempet tidak bisa melanjutkan perjalanan di antara pos 3 dan sabana satu karena kelelahan dan akhirnya ali dan ardi menemani mbak anjel untuk memulihkan energinya. Dan saya di tugasi untuk duluan dan membangun tenda.
Dan lagi lagi ini adalah pengalaman pertama saya membangun tenda untung di bantu teman yang saya kenal di basecamp pak parman,
Malamnya kita lanjutkan masak memasak setelah seharian mengeluarkan energi. Setelah makan dan berberes saya keluar tenda dan masyaallah milkyway sangat kelihatan dengan mata telanjang, dan karna di pendakian ini saya hanya membawa handikam dan tidak punya kamera alhasil keindahan malam yang penuh bintang ini hanya bisa di rekam lewat mata dan di simpan lewat cerita ini. Dan selanjutnya satu persatu kita memejamkan mata.
Pagi dini hari kami bangun dan siap siap untuk summit attack, kami bertiga bersiap siap untuk mulai berjalan dan sangat di sayangkan karena kondisi drop kemarin mbak enjel tidak bisa summit bareng kami bertiga dan memutuskan untuk menunggu di camp sabana satu. Kondisi gelap gulita dan di iringi angin kencang dan kondisi suhu mines 4 derajat cukup membuat kami kedinginan dan tidak sempat Membuat video perjalanan. Sekitar 4 jam perjalanan di ujung timur cakrawala muncul matahari yang menghangatkan kami yang sedang kedinginan, indah sekali.
22 Juli 2015 kami bertiga untuk pertama kalinya sampai di puncak merbabu dengan rasa bangga, bagaimana tidak ini mungkin pengalaman pertama kami yang luar biasa. Dengan alat seadanya kami bisa sampai puncak merbabu dengan view yang luar biasa. Semogga pengalaman berharga ini bisa saya ceritakan ke semua orang.
Inilah cerita kami dari gunung merbabu.
Terima kasih.